Rela Begadang Demi Tim Kesayangan


Gol!!!! Teriakan penonton membahana ketika sedang nonton bareng (nobar) Euro 2008 antara Portugal vs Ceko. Kontan saja mereka bersorak, bertepuk tangan, dan melompat-lompat menyambut datangnya gol. Bahkan para penonton itu mengelu-elukan pemain yang berhasil menjebol gawang lawan.


Sejak pembukaan pada Sabtu (7/6) lalu, seluruh mata di dunia tertuju pada even sepak bola bergengsi di daratan Eropa. Para penggila bola saling menjagokan tim/negara yang bertanding. Walau jauh dari tempat berlangsungnya Euro 2008 di Austria-Swiss, namun demam Euro juga melanda masyarakat Indonesia. Euphoria itu ditandai dengan nonton bareng (nobar) di berbagai tempat seperti gardu siskamling di kampung-kampung, warung-warung pinggir jalan, hingga kafe-kafe. Semuanya tidak mau ketinggalan menonton pesta sepak bola negara Eropa yang berlangsung setiap empat tahun sekali ini. Remaja, pemuda, pedagang kaki lima, sampai manula. Semuanya tidak mau ketinggalan menonton nobar.
Seperti di Serang, walaupun hanya menggunakan televisi 14 inci, kemeriahan dan suasana nobar tetap memiliki kehangatan tersendiri. Padahal pertandingan digelar tengah malam, namun rasa dingin yang menusuk tak menyurutkan niat masyarakat pergi ke gardu-gardu siskamling dan warung-warung kopi. Mereka mengaku rela keluar rumah selain menjaga keamanan lingkungan, juga untuk nobar bersama warga lainnya. “Lebih enak nonton bareng di sini, selain meriah nontonnya juga bisa teriak-teriak sambil menikmati kopi,” ungkap salah satu warga ketika nobar di salah satu warung pinggir jalan di kawasan Ciceri Serang.
Namun jika nobarnya ingin lebih nyaman, datang ke kafe. Suasananya lebih santai. Pengunjung bisa memesan minuman atau makanan untuk teman nobar. Sayangnya tidak semua kafe manyelenggarakan nonton bareng, hal itu dikarenakan perizinannya rumit. Bila tidak ada izin, maka akan dikenakan denda lumayan besar.
Tak ada layar lebar, kemegahan suara, yang ada hanya televisi biasa untuk ditonton. Seperti yang terlihat di Kafe Optima Serang, sejak pembukaan Euro pada Sabtu malam lalu, tempat ini didatangi masyarakat untuk menyaksikan laga perdana antara Swiss melawan Ceko. Walau pun hanya disediakan televisi flat berukuran 29 inci, tapi pengunjung setia kafe ini tetap datang menyaksikan pertandingan setiap malamnya.
“Kami sih nggak ngadain even nobar, karena harus bayar royalti yang tidak sedikit kepada stasiun tv. Maklum lah omzet kami belum seimbang dengan bayar perizinan siaran. Tapi karena di sini (kafe-red) nyediain tv dan kebetulan ada Euro, ya otomatis yang kita tonton pertandingan bola. Lagian itu juga permintaan konsumen yang setiap malam nongkrong di sini,” tutur pengelola kafe Optima Deni.
Berbeda dengan kafe Optima di Serang, D’Bratta Kafe Cilegon sengaja mengadakan nobar dengan tv berukuran 20 inch, sejak pembukaan Euro pada pekan lalu. Kontan saja, walau tidak begitu ramai, suara pengunjung yang bersorak-sorai juga menggema di sini.
Menurut pengelola D’Bratta Kafe Cilegon Deden, nobar bakal lebih meriah saat Euro memasuki putaran ke-2. Untuk itu, dia juga akan menyiapkan 2 layar besar untuk memanjakan pengunjung yang datang menyaksikan Euro. “Itu baru rencana, karena saat final liga Champion, kami menyediakan layar besar dan pengunjungnya banyak. Makanya melalui momen Euro kita mau mengulang sukses,” ungkapnya
Masyarakat yang melakukan nobar seolah tak peduli dengan kegiatan yang dijalani keesokan harinya. Mulai dari pegawai kantoran hingga mahasiswa rela menonton pertandingan, dan merasa tidak terganggu untuk menjalani aktivitas esok hari. Seperti yang diutarakan Ipul warga Cilegon. Meski keesokan harinya harus bekerja tapi dirinya tetap ikutan nobar bareng teman-temannya. “Kalau soal kerjaan saya nggak keganggu, karena itu udah kewajiban. Untuk nobar sendiri, walaupun saya nggak begitu sering, tapi ikutan nobar punya keasikan, selain bisa kumpul bareng teman-teman juga lebih tegang nontonnya,” ucap Ipul ketika Nobar di D’Bratta Kafe Cilegon.
Tak hanya kafe atau pos siskamling, nobar juga terlihat meriah di tempat kos mahasiswa. Tak hanya tempat kos putra, tempat kos mahasiswa putri yang berada di kawasan Ciceri Serang juga tidak melewatkan pertandingan Euro.
Walau pertandingan Portugal vs Ceko belum dimulai saat itu, mereka sudah stand by menunggu kedua tim tersebut bertanding. Lalu, saat pertengahan pertandingan, saat salah satu tim nyaris menciptakan gol, sorak-sorai terdengar membahana di tempat itu. “Yah…nggak gol. Hampir aja, kalo nendangnya bener,” teriak mereka, dengan mimik wajah penuh kecewa.
Sejak Euro dimulai, mereka memang sengaja mengagendakan untuk nobar, walau keesokan harinya harus kuliah, “Sejak hari pertama, disini (kosan-red) selalu nobar, walau pun tim yang bertanding nggak kita dukung. Kalo kuliah sih nggak terganggu tuh,” ungkap penghuni kos yang tercatat sebagi mahasiswa STIKOM Wangsa Jaya Banten Desy Natalia.
Kata Desy, kebanyakan mahasiswa yang ngekos di tempat itu hanya belasan mahasiswa dan semuanya penggila bola. Jadi sangat wajar kalau momen Euro dijadikan ajang nobar. Namun, diantara mahasiswa yang gila bola, ada juga yang tidak menyukai sepak bola yang ikutan nimbrung. “Temen-temen yang nggak suka ama bola juga pada ikutan nobar. Malahan mereka ikut mencak-mencak, kalau tim yang dijagoinnya ngegolin,” ujarnya.

Ajang Taruhan
Tak dapat ditutupi bahwa setiap perhelatan sepak bola baik itu liga Champion, piala dunia, maupun Euro selalu saja ada para penggila bola yang melakukan taruhan. Entah itu berupa taruhan uang, barang atau taruhan secara serua-seruan, misalnya melakukan sesuatu. Bahkan sejumlah tukang becak di kawasan Cimuncang Serang melakukan taruhan dengan penempatan posisi becak pada keesokan harinya, serta pembagian penumpang. “Di sini mah taruhannya, siapa yang menang, besok nempatin tempat pertama dan paling depan di pangkalan. Jadi bisa dapet lebih banyak penumpang,” ujar Mang Irin salah satu tukang becak yang menyaksikan Euro.
Berbeda yang diutarakan Ipul, karyawan salah satu perusahaan swasta di Cilegon ini melakukan taruhan dengan taruhan makanan atau taruhan melakukan sesuatu. Misalnya membeli makanan, memijat, dan sebagainya. Taruhan uang pun menjadi ajang mencari tambahan yang bisa menghasilkan, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Nasmal (24) warga Cilegon, selalu melakukan taruhan bola dengan teman-temannya, tapi dirinya tidak melakukan nobar. “Saya taruhan hingga ratusan ribu, tapi hanya nonton di rumah, dan perjanjian taruhannya melalui telepon. Ya biar lebih seru, dan sekaligus dapat duit, khan lumayan!!” papar pria berperawakan tinggi ini. (*)